Tulisan ini tidak membahas semua aspek di atas secara terinci. Yang akan dibahas agak mendalam hanya aspek nonkognitif.
Pembicaraan tentang ciri nonkognitif manusia Indonesia yang diperlukan oleh pembangunan pada era industrialisasi bukanlah masalah mudah untuk dilakukan. Kesulitan yang utama yang dihadapi didalam membicarakan masalah ini ialah sedikitnya hasil-hasil penelitian ilmiah yang membahas kualitas manusia dalam kaitannya dengan kemajuan pembangunan di suatu negara.1 Kesulitan yang lain, kita terpaksa harus melihat ciri-ciri manusia pada negara-negara yang telah memasuki masa industrialisasi sebagai pembanding. Hal ini akan memaksakan diri kita untuk beranggapan bahwa industrialisasi yang bakal kita lakukan akan sama bentuknya dengan industrialisasi yang dilakukan oleh negara-negara industi yang sudah maju. Tampaknya hal ini kurang dapat diterima sepenuhnya, karena industrialisasi yang akan dilakukan Indonesia nanti mau tidak mau akan terpengaruh dengan kemajuan-kemajuan yang ada di negara-negara yang sudah maju.
Industrialisasi kita tidak akan mulai dari nol (dari masa revolusi industri) seperti yang dialami oleh negara-negara Barat. Kita akan masuk ke dalam periode industrialisasi yang sudah maju, yang ditandai dengan pemanfaatan komputer pada hampir semua aspek kehidupan. Selain hal itu besar kemungkinan industrialisasi yang bakal kita lakukan tidak menurut pola industrialisasi negara-negara yang sudah maju yang bersifat padat modal (capital intensive). Karena tekanan kepadatan penduduk yang kita alami, kita akan sangat mungkin mengembangkan industri yang lebih bersifat padat karya (labor intensive). Bila ini arah yang akan kita pilih, maka dampak negatif dari industrialisasi yang terlihat di negara-negara yang sudah maju kurang dapat digeneralisasikan ke negara kita.